Sabtu, 21 April 2012

1.1. Mau Bersikap Proaktif atau Reaktif?. Terserah Kamu



Setiap harinya kita punya 100 peluang untuk memilih bersikap proaktif atau reaktif. Setiap saat, cuaca bisa buruk, kamu bisa tidak mendapatkan pekerjaan, adikmu bisa mencuri baju kamu, kamu bisa kalah dalam pemilihan di sekolah, teman-temanmu bisa ngomongin kamu dibelakangmu, seseorang bisa mengata-ngataimu, orangtuamu bisa melarangmu menyetir (tanpa alasan yang jelas), kamu bisa mendapatkan surat tilang di kampus, dan kamu bisa gagal dalam ujian. Jadi, kamu bisa apa? Apakah kebiasaan kamu bereaksi terhadap hal-hal yang sehari-hari ini, atau, apakah kamu bersikap proaktif? Ini benar-benar terserah kamu. Kamu tidak perlu bereaksi seperti orang lain atau seperti yang seharusnya menurut orang lain. 

     Sudah berapa kalikah seseorang memotong jalanmu, membuatmu harus rem mendadak? Lalu, apa yang kamu perbuat? Apakah kamu mengumpat-umpat? Maki-maki? Mbiarkan kejadian itu merusak harimu? Tidak bisa tahan pipis karena ketakutan? Atau, kamu biarkan saja? Menertawakannya. Lalu jalan terus. Itu terserah kamu.

     Orang-orang reaktif membuat pilihan-pilihannya menurut dorongan hati. Mereka seperti sekaleng soda, kalau kehidupan mengocoknya sedikit saja, tekanan menumpuk dan tiba-tiba mereka meledak.
     Orang-orang proaktif membuat pilihan-pilihannya menurut nilai-nilai. Mereka berpikir sebelum bereaksi. Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan segala yang terjadi kepada mereka, tetapi mereka bisa mengendalikan reaksi mereka. Tidak seperti orang-orang reaktif yang penuh karbon, orang proaktif ibarat air. Dikocok seperti apapun, dibuka tutupnya, tak akan terjadi apa-apa. Tak akan terdenga suara mendesis, takkan ada gelembung, takkan ada tekanan. Tetap tenang, dingin, dan terkendali. 
     “aku sih takkan membiarkan orang itu membuatku marah dan merusak hariku”.
     Cara untuk memahami cara berpikir proaktif adalah dengan membandingkan respons-respons yang proaktif dengan yang reaktif terhadap situasi sehari-hari.

Sumber: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS, Sean Covey.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar