Kalah/Kalah mengatakan, “Kalau aku
harus jatuh, kamu juga harus jatuh, bung”. Toh orang sengsara pasti senang
ditemani. Perang adalah contoh yng baik dalam hal ini. Renungkanlah. Siapapun
yang membunuh orang paling banyaklah yang menang perang. Itu sih kedengarannya
tidak ada yang menang sama sekali. Balas dendam juga Kalah/Kalah. Dengan
menuntut balas, kamu mungkin berpikir kamu menang, sebenarnya kamu hanya
melukai sendiri.
Kalah/kalah biasanya terjadi kalau
seserang menajdi terobsesi dengan orang lain dengan cara yang negatif. Ini
terutama akan terjadi dengan mereka yang paling dekat dengan kita.
“Saya tidak peduli dengan yang terjadi
dengan saya asalkan saudara saya juga gagal”.
“Kalau saya tidak bisa mendapatkan
Jeff, yang pasti si Sarah juga tidak boleh mendapatkannya”.
Kalau kamu tidak hati-hati, hubungan
dengn pacar bisa berubah masam menjadi Kalah/Kalah. Pasti kamu pernah
melihatnya. Dua orang baik-baik mulai berkencan dan segalanya berjalan dengan
baik pada mulanya Menang/Menang. Tetapi lama kelamaan mereka menjadi lengket
secara emosional dan saling bergantung. Mereka mulai bersikap prosesif dan
cemburuan. Mereka harus terus bersama-sama, saling menyentuh, meraa tenteram,
seolah-olah, mereka saling memiliki. Akhirnya ketergantungan ini membangkitkan
yang terburuk dalam diri keduanya. Mereka mulai bertengkar, berdebat, dan
“saling membalas”, sehingga mengakibatkan spiral menurun Kalah/Kalah.
Sumber: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS, Sean Covey.
Sumber: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS, Sean Covey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar