Minggu, 22 April 2012

4.2. Kalah atau Kalah: Spiral Menurun



Kalah/Kalah mengatakan, “Kalau aku harus jatuh, kamu juga harus jatuh, bung”. Toh orang sengsara pasti senang ditemani. Perang adalah contoh yng baik dalam hal ini. Renungkanlah. Siapapun yang membunuh orang paling banyaklah yang menang perang. Itu sih kedengarannya tidak ada yang menang sama sekali. Balas dendam juga Kalah/Kalah. Dengan menuntut balas, kamu mungkin berpikir kamu menang, sebenarnya kamu hanya melukai sendiri.

Kalah/kalah biasanya terjadi kalau seserang menajdi terobsesi dengan orang lain dengan cara yang negatif. Ini terutama akan terjadi dengan mereka yang paling dekat dengan kita.

“Saya tidak peduli dengan yang terjadi dengan saya asalkan saudara saya juga gagal”.


“Kalau saya tidak bisa mendapatkan Jeff, yang pasti si Sarah juga tidak boleh mendapatkannya”.

Kalau kamu tidak hati-hati, hubungan dengn pacar bisa berubah masam menjadi Kalah/Kalah. Pasti kamu pernah melihatnya. Dua orang baik-baik mulai berkencan dan segalanya berjalan dengan baik pada mulanya Menang/Menang. Tetapi lama kelamaan mereka menjadi lengket secara emosional dan saling bergantung. Mereka mulai bersikap prosesif dan cemburuan. Mereka harus terus bersama-sama, saling menyentuh, meraa tenteram, seolah-olah, mereka saling memiliki. Akhirnya ketergantungan ini membangkitkan yang terburuk dalam diri keduanya. Mereka mulai bertengkar, berdebat, dan “saling membalas”, sehingga mengakibatkan spiral menurun Kalah/Kalah.

Sumber: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS, Sean Covey.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar