Seorang remaja menulis begini :
“Saya contohnya, adalah seorang pembawa
damai. Saya lebih baik disalahkan atas segalanya ketimbang berdebat.saya terus
mengatakan diri sendiri tolol...”
Apakah kamu juga begitu? Kalau ya, kamu
telah terperangkap dalam sikap Kalah/Menang. Kalah/Menang tampaknya lebih
cantik pada permukaannnya, tetapi sebenarnya sama berbahayanya seperti
Menang/Kalah. Ini adalah gejla keset kaki. Kalah/Menang mengatakan, “Silahkan
bersikap suka-suka terhadapku. Kesetkan saja kakimu diatas diriku. Semua orang
juga begitu”.
Dengan sikap Kalah/Menang, kamu akan
berulang-ulang membangkitkan ekspetasi yang rendah dan mengkompromikan
standar-standarmu. Mengalah terhadap sesama adalah sikap Kalah/Menang. Mungkin
kamu tidak mau bolos, tetapi kelompokmu mau kamu membolos. Maka kamupun mengalah.
Apa yang terjadi? Ya, kamu kalah dan mereka menang. Itulah yang disebut
Kalah/Malah.
Kalau kamu menganut sikap Kalah/Menang
terhadap kehidupan maka orang akan menginjak-injak kamu. Dan itu sungguh
menyebalkan. Kamu juga akan memendam perasaanmu yang sesungguhnya.dan itu tidak
sehat.
Kalau kamu terperangkap dalam hubungan
yang melecehkan, kamu bersikap Kalah/Menang. Pelecehan adalah siklus yang tiad
habis-habisnya dari bertengkar dan berdamai, bertengkar dan berdamai. Tidak
pernah menjadi lebih baik. Tak ada untungnya bagimu sama sekali, dan kamu perlu
ke luar dari sana. Jangan pikir bahwa entah bagaimana kamu memang pantas
dilecehkan. Begitulah cara berpikirnya keset kaki. Tak Seorang Pun Pantas Dilecehkan, Selamanya.
Sumber: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS, Sean Covey.
Sumber: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS, Sean Covey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar