Kebiasaan
1: Jadilah proaktif
Akulah Sumber Pendorong Diriku Sendiri
Dibesarkan dalam keluarga terkadang membawakan kepedihan. Mengapa? Karena Ayah selalu membuat saya bertanggung jawab atas segalanya dalam hidup saya.
Setiap
kali saya mengatakan sesuatu yang seperti, “Ayah, pacar saya membuat saya
marah”, pasti Ayah akan menjawab dengan: “Ayolah Sean, mana mungkin ada yang
bisa membuatmu marah kalau kamu tidak membiarkannya. Itu kan pilihanmu sendiri.
Kamu sendirilah yang memilih untuk marah.
Atau kalau saya bilang,”Guru Biologi yang baru menyebalkan deh. Mana bisa belajar apa-apa dari dia”, Ayah akan menjawab,”Mengapa kamu tidak mendatangi gurumu itu dan memberi saran? Ganti guru kek. Cari guru les kalau perlu. Kalau kamu tidak bisa belajar biologi, itu salahmu sendiri, bukan salah gurumu”.
Ia
tidak pernah melepaskan saya. Ia selalu menantang saya, memastikan saya tidak
pernah menyalahkan siapapun atas sikap saya. Utungnya, Ibu membiarkan saya
menyalahkan orang lain dan hal lain atas masalah-masalah saya, kalau tidak,
bisa-bisa saya gila.
Saya
sering menyentak,”Ayah keliru! Bukan saya yang memilih marah. Dia yang membuat
saya marah, tahu. Sudahlah jangan ganggu saya”.
Tahu
tidak, ide Ayah saya bahwa kamu bertanggung jawab atas hidupmu sungguh seperti
pil pahit yang sulit saya telan sebagai remaja. Tetapi, kalau saya ingat-ingat,
ternyata ada benarnya juga. Beliau ingin saya belajar bahwa di dunia ini ada
dua tipe orang yang proaktif dan yang reaktif (mereka yang bertanggung jawab
atas hidupnya, dan mereka yang bisanya menyalahkan; mereka yang menjadikan
segalanya terlaksana, dan mereka yang jadi korban).
Kebiasaan
1, Jadilah Proaktif, adalah kunci untuk membuka segala kebiasaan lainnya, dan
itu sebabnya menjadi kebiasaan nomor 1. Kebiasaan 1 bilang,”Akulah sumber
pendorong diriku sendiri. Akulah kapten hidupku. Aku bisa memilih sikap. Akulah
yang bertanggung jawab atas kebahagiaan ataupun ketidak-bahagiaanku sendiri.
Akulah yang duduk di kursi pengemudi menuju takdirku, bukanlah penumpang”.
Bersikap
proaktif adalah langkah pertama menuju tercapainya kemenangan pribadi. Coba
bayangkan mengerjakan aljabar sebelum belajar menjumlahkan dan mengurangkan!
Mana mungkin. Begitu juga 7 Kebiasaan ini. Kamu tidak mungkin bisa melatih kebiasaan
2,3,4,5,6,7 sebelum melatih kebiasaan 1. Itu karena sebelum kamu mampu
megendalikan hidupmu sendiri, yang lainnya jadi tidak mungkin bukan?Hmmm…
Sumber: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS, Sean Covey.
Sumber: The 7 HABITS of Highly Effective TEENS, Sean Covey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar